Jumat, 21 Oktober 2011

METODE PENENTUAN HARGA PRODUKSI




 
I.  METODE PENENTUAN HARGA PRODUKSI


Cara perhitungan unsure-unsur biaya kedalam harga pokok produksi mengenal 2 pendekatan, yaitu :
1.      Full  Coasting
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual. Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable.
Menurut metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa BOP Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut. Sementara dipihak lain, variable costing beranggapan bahwa BOP Tetap tadi tidak secara langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya BOP Tetap dimasukkan dalam kelompok period cost ( biaya periode ).
Penggunaan konsep yang berbeda akan menghasilkan konsekuensi yang berbeda pula. Demikian halnya dengan kedua metode penentuan harga pokok ini.
Laporan rugi – laba yang disusun berdasarkan kedua metode akan menghasilkan laba yang berbeda. Jika pada periode tersebut terdapat perbedaan persediaan awal dan akhir produk selesai. Hal ini disebabkan karena metode full costing memasukkan BOP Tetap sebagai komponen harga pokok, sehingga apabila diakhiri periode terdapat persediaan produk selesai maka akan terjadi penundaan pembebanan BOP Tetap ke

2.      Variable Coasting
Metode penentuan harga produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam harga pokok produksi.
-     Kegunaan Variable Costing
Metode penentuan harga pokok berdasarkan variable costing mempunyai kegunaan bagi intern dan ekstern sesuai dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Bagi pihak intern, metode ini dapat dipakai sebagai penentuan harga jual, perencanaan laba dan pembuatan keputusan.
a.   Penentuan Harga Jual
Teori ekonomi mikro menyebutkan bahwa proses terjadinya harga adalah karena adanya dua kekuatan yang saling dominan yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Dengan demikian perusahaan tidak mampu mengendalikan harga produk yang dilempar ke pasar, karena keadaan pasar itu sendiri. Walaupun sam pai pada batas- batas tertentu perusahaan dapat mengontrol harga jualnya, tetapi kontrol itu tidak menjadi sedemikian kuatnya sehingga harga pokok masih merupakan satu - satunya faktor penentu penetapan harga jual. Dalam keadaan seperti ini variable costing memberikan pedoman bagi menajemen sampai seberapa harga jual dapat berkurang sehingga biaya produksi dapat ditutupi.
b.  Perencanaan Laba
Metode variable costing menitik-beratkan pada informasi mengenai contribution margin, yang merupakan kelebihan hasil penjualan terhadap biaya variable. Bial contribution margin dihitung dalam bentuk presentase dari hasil penjualan, maka diperoleh contribution margin ratio atau marginal income ratio. Contribution margin merupakan data penting untuk membentuk menajemen di dalam mengambil keputusan apabila suatu produk lain harus dihentikan produksinya. Contribution margin ratio dapat membantu manajemen di dalam mengambil keputusan produk mana yang perlu didorong dan produk mana yang dikurangi produksinya. Di samping itu, dengan adanya pemisahan biaya tetap dan biaya variabel di dalam metode variabel costing, maka hal ini memungkinkan untuk melakukan analisa biaya, volume dan laba.
c.   Pembuatan Keputusan
Manajemen sering dihadapkan pada masalah pemilihan alternatif, dimana alternatif tersebut mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya laba perusahaan.
Bantuan VC sangat tepat dalam hal usaha untuk memasuki pasar-pasar baru, perluasan usaha, membuat sendiri atau memesan bahan pembantu atau suku cadang tertentu, keputusan memproses lebih lanjut produk sebelum dijual atau menjualnya setelah proses terdahulu, keputusan menghentikan suatu produk atau meneruskannya. Untuk tujuan-tujuan ini elemen biaya variabellah yang merupakan penganalisaan lebih lanjut sebelum keputusan diambil. Atau dengan kata lain, unsur- unsur biaya yang relevan dengan tujuanlah yang mendapat perhatian manajemen. Walaupun biaya relevan tidak selamanya merupakan biaya variable.
-     Kelemahan Variabel Coasting
Pemisahan Biaya-biaya ke dalam variable dan biaya tetap sebenarnya sulit dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variable atau benar-benar tetap. Suatu biaya digolongkan sebagai biaya variable apabila asumsi berikut ini dipenuhi :
a.   Bahwa harga barang atau jasa tidak berubah.
b.  Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah- ubah.
c.   Bahwa tingkat efesiensi tidak berfluktuas


 APLIKASI METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING DALAM     PERHITUNGAN RUGI-LABA

CONTOH
Data mengenai produksi, biaya, dan penjualan selama tahun 2002 dan tahun 2003 suatu perusahaan adalah sbb. :

Tahun 2002 Tahun 2003

-Volume produksi 1.000 unit 800 unit
-Volume Penjualan 800 unit 1.000 unit
-Harga jual per unit Rp. 350,- Rp. 350,-
-Biaya-Biaya produksi :
1. Variabel :
By. Bahan Baku perunit Rp. 75,- Rp. 75,-
By. T,Kerja perunit Rp. 41,- Rp. 41,-
Tarif BOP Rp. 30,- Rp. 30,-
By. Adm.&Penjualan Rp.12,- Rp. 12,-
2. Tetap pertahun :
BOP tetap Rp. 92.000,- Rp. 92.000,-
Adm. & Penjualan Rp. 50.000,- Rp. 50.000-
Berdasarkan data tersebut di atas, susunlah rugi laba menurut metode Full Costing dan Variabel Costing untuk tahun 2002 dan tahun 2003.

Konsep Full Costing ini selalu digunakan untuk memenuhi pelaporan kepada pihak Eksternal. Hal ini sesuai dengan Pronsip Akuntansi Indonesia, 1984), dimana harga pokok barang yang diproduksi meliputi semua biaya (biaya bahan langsung, upah langsung serta biaya produksi tak langsung) dengan memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam pengolahan.

Sedangkan konsep Variable costing, digunakan untuk kepentingan pihak internal (manajemen).

Variable Costing sangat penting bagi Manajemen, sebagai :
1. Alat perencanaan operasi (rencana anggaran)
2. Penetapan harga jual
3. Alat Bantu pengambilan keputusan
4. Penentuan titik Impas
5. Alat pengendalian manajemen

Dengan variable costing lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan laba yang telah ditetapkan, karena tersedianya data tentang biaya variable dan matgin kontribusi, yang memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan secara cepat mengenai persoalan-persoalan biaya yang dihadapi.

Seorang manajemen harus mengambil keputusan terhadap kelayanan rencana operasi perusahaan, dengan bantuan informasi sbb. :

Misalnya, biaya variable perunit Rp. 350,- yang merupalan 70% dari harga jual.
Biaya tetap total sebesar Rp. 4.000.000,-
Proyeksi penjualan sebanyak 40.000 unit.